Pages

27.1.13

Life is Too Short To Make a Stupid Choice

Kapan hari aku baca koran. Di cover paling depan ada gambarnya suporter bola tawuran. Tapi judulnya bikin aku mau nangis. Suporter bola meninggal. Mending kalau cuma satu, tapi ini ada empat (atau mungkin lebih) dan belasan orang luka-luka (ringan ataupun berat).


Yang bikin itu lebih menyakitkan adalah mereka meninggal karena tingkah mereka yang memalukan. Mereka naik ke atas gerbong kereta api (perjalanan dari Bojonegoro ke Surabaya). Dua diantaranya kena  palang kereta, satu jatuh, satu lagi kecantol kabel telepon. Dan mereka meninggal dalam kondisi yang mengenaskan. Belasan luka-luka karena tawuran di Lamongan, bahkan ada yang meninggal (atau luka parah, ya? Aku agak lupa) karena kena lemparan benda keras di kepalanya. Ironisnya, banyak korban yang umurnya di bawah tujuh belas tahun.


Sampai sekarang aku nggak ngerti jalan pikiran mereka. Aku juga ngefans fanatik sama Justin Bieber, Selena Gomez, Taylor Swift, Jessie J, David Archuleta, bahkan band metal Avenged Sevenfold dan banyak lagi. Dan saat mereka manggung di Jakarta, aku yang berdomisili di Surabaya biasa aja tuh walaupun nggak bisa nonton mereka. Masalahnya, kenapa mereka bisa lebay banget sampai bela-belain ke Bojonegoro dan menyebabkan kematian terhadap diri mereka sendiri.

Istilahnya begini. Aku nggak bisa nonton penyanyi favoritku karena memang nggak tahu gimana caranya bisa sampai di Jakarta. Mungkin gampang, naik aja kereta. Tapi pas udah sampai di stasiunnya, aku harus gimana? Nah, lo! Aku nggak tahu perkara itu. Lagian tiket konsernya mahal. Aku pasti seneng banget kalau bisa dateng. Tapi jelas aku harus minta uang sama ortu. Perkaranya, aku nggak enak minta uang buat hal yang nggak penting kayak gitu.

To the point aja. Kalau memang nggak punya transport (atau uang untuk biaya transport) kenapa harus memaksakan dateng ke Bojonegoro? Toh di TV juga ditanyangkan pertandingan itu. Kenapa harus pakai transportasi yang berbahaya? Kenapa nggak bawa motor sendiri aja? Emang sih berpotensi ambeien, tapi jelas lebih aman, kan (yang ini khusus buat yang udah ada SIM)!

Aku pernah pulang malem karena ada deadline pembuatan majalah sekolah. Kebetulah aku pemimpin redaksinya. Sama kakak kelasku yang udah SMA, aku dianterin pulang (padahal rumahku jauh banget). Sampai di rumah, dia salaman sama ortuku dan langsung pulang karena pas itu emang udah malem. Papaku langsung bilang, “Jarang ya ada cowok SMA kayak gitu. Jaman sekarang kan ABG pada ngira dia nggak bisa mati. Makanya tingkahnya aneh-aneh.”

Sekarang aku jadi ngerenungin sendiri kata-katanya papaku. Ada benernya juga. ABG jaman sekarang bertingkah seolah mereka nggak bisa mati. Padahal tingkah mereka berpotensi menyebabkan mereka mati.

Anehnya, mereka ngaku mereka udah gede, tapi otaknya sama sekali kolot. Kenapa tidak berpikir rasional? Apa mereka segitu bodohnya sampai nggak tahu kalau naik ke atas gerbong kereta itu bahaya?

Semua hanya berawal dari satu kata: biasa aja, dong! Mereka tetap bisa jadi fans tim bola tanpa harus melakukan itu semua. Mereka bisa tetap mendukung timnya tanpa harus datang ke stadionnya. Tinggal liat TV aja di rumah, dan berdoa. Adekku salah satu contoh nyatanya. Selagi pertandingan itu ada di TV, dia nggak bakal dateng ke stadionnya. Kalau ada di luar kota, dia cukup lihat dari TV atau dengerin radio. Kalau tidak ditayangkan di TV dan nggak diliput di radio, sementara pertandingan itu ada di Surabaya, adekku baru nonton. Tapi kalau nggak ada di Surabaya, dia beli koran besok paginya.


See? Adekku yang masih 11 tahun aja ngeh, padahal dia juga sama fanatiknya. Kenapa cari yang ribet kalau ada simpelnya? Kenapa cari capek, kenapa cari bahaya, kenapa cari mati? Di sisi itu, ada pilihan lain yang justru harus di lirik.

LIFE IS TOO SHORT. THERE’S MANY CHOICES, BUT THERE’S NO STUPID CHOICE. YOU MAKE YOUR OWN CHOICE..

Mel, with love