Pages

27.1.13

How to be The-Real-Popular-Person



Hola, All...

*post ini bukan bersifat mengguri, mamen*
Pada postingan sebelum ini, aku sempat membahas tentang pengaruh teman terhadap kehidupan kita. You guys, sudah pada tahu temen yang seperti apa yang bisa membangun kita jadi pribadi yang lebih baik. Nah, postingan ini cuma penambah aja, sekedar untuk pengetahuan bagi kalian yang: punya teman yang membawa pengaruh buruk dan pengen punya temen yang membawa pengaruh positif, tapi nggak tahu cara dan terlalu nggak pede.


Menjalin pertemanan bisa sangat menakutkan. Yeah, I know it...
Pada masa-masa SD-ku, untuk menjalin pertemanan baru itu susah banget. Selalu ada pikiran seperti, “Apa mereka suka sama aku? Apa mereka mau menerimaku? Apa aku nggak terlalu aneh?” dan banyak hal demikian yang rasanya membebani. Alhasil, pada akhirnya aku hanya diem, nggak berani ngajak ngomong, bahkan aku nggak senyum karena takut mereka nggak balas tersenyum.
But the fact, this world is like a mirror. Apa yang kita lakukan bakal terpantul sendiri ke kita, seperti saat kita bercermin.
Kalau kita senyum, 90% orang lain bakal membalas senyum kita. 10% yang nggak membalas senyum itu adalah orang yang bermasalah. That’s the point of this post. Mirror.
Intinya, memulai pertemanan itu nggak sulit. Let me tell you how.
Pegang prinsip yang sama, tentang cermin. Bersikap ramah, murah senyum dan peduli pada orang lain bakal membawa pengaruh besar bagi orang-orang di sekitar kita. Here, kalau kalian takut sama orang lain (apalagi ketakutan-ketakutan kecil kayak yang diatas), semua orang malah ikutan takut ke kalian. Seriusan deh...
Coba buat list sifat-sifat yang kalian nggak suka, lalu buat list tentang sifat-sifat yang sebaliknya, yang kalian suka. Nah, kalau kalian sendiri sudah tahu sifat-sifat seperti apa yang kalian nggak suka, kalian secara otomatis akan membuat diri kalian sendiri nggak bersifat kayak gitu.
I give you something to read. Achtung (Jerman, perhatikan!)
Pertama, senyum!!
Semudah kalian membacanya. Seulas senyum membuat kalian ribuan kali lebih ramah, cantik, ganteng, dan pede. Yakin deh semua orang bakal suka sama kalian.
Kedua, Belajar untuk mendengarkan.
The truth is, orang yang populer bukan orang yang pinter ngomong. Memang sih rata-rata siswa populer di sekolah adalah si pemenang lomba debat, pidato, aktif di kelas (suka tanya ke guru), dan supel. Yang semua orang nggak tahu adalah, anak populer itu anak yang bisa menjadi pendengar yang baik. Gimana jadi pendengar yang baik? This is my job for years. Tanyakan pertanyaan yang tepat (sesuai dengan kondisi dan lawan bicara), jaga kontak mata dengan lawan bicara (jangan sampai kita kelihatan nyuekin mereka), dan yang paling penting, respon dengan anggukan dan kata-kata (jangan hanya diem kayak patung).
Ketiga, cari kesamaan!
Sesuai pengalaman sendiri, nih. Aku lebih deket sama temen ekskul yang rata-rata punya hobi yang sama daripada sama temen sekelas (walaupun sama temen sekelas aku ketemu tiap hari, loh). Selain itu, aku lebih deket sama orang yang punya cita-cita sama, style sama, dan hal-hal sama lainnya. Selain lebih deket, kita lebih nyaman satu sama lain dan saling ngerti. Coba deh cari temen yang punya banyak kesamaan dengan kita.
Keempat, menghargai pikiran dan perasaan orang lain.
Orang populer selalu menghargai pikiran dan perasaan orang lain. Kalau ada yang bilang Justin Bieber itu jelek (nih pasti orang buta nih *peace, gue belum populer*), ada baiknya kita hargai pendapat mereka dengan mendengarkan saja (ingat, orang populer itu pendengar yang baik). Kamu nggak bakal menang dengan bertengkar. Meskipun apa yang kamu perdebatkan itu hal yang benar, kamu hanya kehilangan respek dari temanmu.
The last, guys, Beri pujian yang tulus.
Kita semua haus pujian. Kita juga. Kalau ada sesuatu yang bagus, beri pujian yang tulus dan jangan dibuat-buat. Kalau sesuatu itu jelek, diem aja deh mendingan.
And then, find your best best friend. Kalau teman sejati ini, aku rasa hanya kalian yang bisa menentukan ekspektasi kalian sendiri. Find your own, ya...

Regards,
Mel