Hola, All...
*post ini bukan bersifat mengguri, mamen*
*post ini bukan bersifat mengguri, mamen*
Pada postingan sebelum ini, aku sempat
membahas tentang pengaruh teman terhadap kehidupan kita. You guys, sudah pada
tahu temen yang seperti apa yang bisa membangun kita jadi pribadi yang lebih
baik. Nah, postingan ini cuma penambah aja, sekedar untuk pengetahuan bagi
kalian yang: punya teman yang membawa pengaruh buruk dan pengen punya temen
yang membawa pengaruh positif, tapi nggak tahu cara dan terlalu nggak pede.
Menjalin pertemanan bisa sangat
menakutkan. Yeah, I know it...
Pada masa-masa SD-ku, untuk menjalin
pertemanan baru itu susah banget. Selalu ada pikiran seperti, “Apa mereka suka
sama aku? Apa mereka mau menerimaku? Apa aku nggak terlalu aneh?” dan banyak
hal demikian yang rasanya membebani. Alhasil, pada akhirnya aku hanya diem,
nggak berani ngajak ngomong, bahkan aku nggak senyum karena takut mereka nggak
balas tersenyum.
But the fact, this world is like a
mirror. Apa yang kita lakukan bakal terpantul sendiri ke kita, seperti saat
kita bercermin.
Kalau kita senyum, 90% orang lain bakal
membalas senyum kita. 10% yang nggak membalas senyum itu adalah orang yang
bermasalah. That’s the point of this post. Mirror.
Intinya, memulai pertemanan itu nggak
sulit. Let me tell you how.
Pegang prinsip yang sama, tentang cermin.
Bersikap ramah, murah senyum dan peduli pada orang lain bakal membawa pengaruh
besar bagi orang-orang di sekitar kita. Here, kalau kalian takut sama orang
lain (apalagi ketakutan-ketakutan kecil kayak yang diatas), semua orang malah
ikutan takut ke kalian. Seriusan deh...
Coba buat list sifat-sifat yang kalian
nggak suka, lalu buat list tentang sifat-sifat yang sebaliknya, yang kalian
suka. Nah, kalau kalian sendiri sudah tahu sifat-sifat seperti apa yang kalian
nggak suka, kalian secara otomatis akan membuat diri kalian sendiri nggak
bersifat kayak gitu.
I give you something to read. Achtung
(Jerman, perhatikan!)
Pertama, senyum!!
Semudah kalian membacanya. Seulas senyum
membuat kalian ribuan kali lebih ramah, cantik, ganteng, dan pede. Yakin deh
semua orang bakal suka sama kalian.
Kedua, Belajar untuk mendengarkan.
The truth is, orang yang populer bukan
orang yang pinter ngomong. Memang sih rata-rata siswa populer di sekolah adalah
si pemenang lomba debat, pidato, aktif di kelas (suka tanya ke guru), dan
supel. Yang semua orang nggak tahu adalah, anak populer itu anak yang bisa
menjadi pendengar yang baik. Gimana jadi pendengar yang baik? This is my job
for years. Tanyakan pertanyaan yang tepat (sesuai dengan kondisi dan lawan
bicara), jaga kontak mata dengan lawan bicara (jangan sampai kita kelihatan
nyuekin mereka), dan yang paling penting, respon dengan anggukan dan kata-kata
(jangan hanya diem kayak patung).
Ketiga, cari kesamaan!
Sesuai pengalaman sendiri, nih. Aku lebih
deket sama temen ekskul yang rata-rata punya hobi yang sama daripada sama temen
sekelas (walaupun sama temen sekelas aku ketemu tiap hari, loh). Selain itu,
aku lebih deket sama orang yang punya cita-cita sama, style sama, dan hal-hal
sama lainnya. Selain lebih deket, kita lebih nyaman satu sama lain dan saling
ngerti. Coba deh cari temen yang punya banyak kesamaan dengan kita.
Keempat, menghargai pikiran dan perasaan
orang lain.
Orang populer selalu menghargai pikiran
dan perasaan orang lain. Kalau ada yang bilang Justin Bieber itu jelek (nih
pasti orang buta nih *peace, gue belum populer*), ada baiknya kita hargai
pendapat mereka dengan mendengarkan saja (ingat, orang populer itu pendengar
yang baik). Kamu nggak bakal menang dengan bertengkar. Meskipun apa yang kamu
perdebatkan itu hal yang benar, kamu hanya kehilangan respek dari temanmu.
The last, guys, Beri pujian yang tulus.
Kita semua haus pujian. Kita juga. Kalau
ada sesuatu yang bagus, beri pujian yang tulus dan jangan dibuat-buat. Kalau
sesuatu itu jelek, diem aja deh mendingan.
And then, find your best best friend.
Kalau teman sejati ini, aku rasa hanya kalian yang bisa menentukan ekspektasi
kalian sendiri. Find your own, ya...
Regards,
Mel